JAJARAN PIMPINAN DEKOPINWIL JAWA BARAT

Dengan Visi dan Misi mendorong tingkat kemajuan koperasi secara bersama sama

KETUA UMUM DEKOPINWIL JAWA BARAT DALAM KUNJUNGANNYA DI KANTOR HU. PR

Menjalin Silaturahmi dan koordinasi dengan berbagai pihak, adalah budaya dari Dekopinwil jawa Barat

KETUA UMUM DEKOPINWIL JAWA BARAT DALAM SUATU ACARA DENGAN GUBERNUR JAWA BARAT

Symbol kebersamaan dan bersinergi antara pemerintah Daerah dengan dekopinwil Jawa Barat adalah bukti terciptanya harmonisasi antar lini

MENGHADIRI ACARA PENTING DALAM SEBUAH KEGIATAN

Bukti terciptanya harmonisasi antar lini, yang mendorong semangat kebersamaan untuk memajukan sektor koperasi dan UKM Jawa Barat

PELATIHAN DAN PEMBINAAN KE KOPERASI DAERAH

Wudjur Real atas berjalannya fungsi pembinaan terhadap gerakan koperasi Jawa Barat, Dekopinwil Jawa Barat secara terus menerus melaksanakan Bimbingan Teknik ( BINTEK ) guna terciptanya SDM Koperasi Yang handal

SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1438H ---- SELAMA MASA TAYANG PERCOBAAN MOHON UNTUK TIDAK MENGIRIM DOKUMEN PENTING APAPUN MELALUI E-MAIL DEKOPINWIL JABAR SAMPAI KAMI INFOKAN KEMUDIAN. UNTUK PENGIRIMAN DOKUMEN SILAHKAN KONFIRMASI ALAMT E-MAILNYA KE NOMOR TELPON: 022-7320137 ( SEKRETARIAT )

Rabu, 10 Mei 2017

Mustopa Djamaludin: “Bangunlah Koperasi”


http://www.jabarprov.go.id/assets/images/berita/gambar_14014.jpg
BANDUNG- Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Provinsi Jawa Barat, Drs.H. Mustopa Djamaludin, MSi menciptakan sebuah lagu berjudul, “Bangunlah Koperasi.”
Beberapa bait syair lagu tersebut, ia nyanyikan di hadapan ratusan peserta kegiatan Perkuatan Lembaga Pengembangan SDM Koperasi Jawa Barat di Aula Gedung Senbik Jawa Barat, Jalan Soerkarno Hatta Nomor 729C, Kota Bandung, Selasa (15/9).
“Bangunlah Koperasi. Pada hari ini aku bersumpah pada diriku, untuk memulai berjalan membangunkan koperasi di Jawa Barat.”
Lagu bernada semangat tersebut, diciptakan mantan orang nomor saru Dinas KUMKM d dan Disnakertrans Provinsi Jawa Barat itu, untuk menggugah semangat baru gerakan koperasi di Jawa Barat.
“Pasca orde baru memang koperasi ini keberadaannya masih belum bangun. Jadi, kita coba bangunkan agar koperasi mampu menjadi soko guru ekonomi yang memang itu sudah diamanatkan oleh Undang-Undang. Dan koperasi itu salah satu yang ada di dalam muqodimah UUD 1945. Jadi, inilah yang harus disadari oleh semua komponen bangsa,” kata H. Mustopa Djamaludin di ruang kerjanya, usai membuka Kegaiatan Perkuatan Lembaga Pengembangan SDM Koperasi Jawa Barat di Aula Gedung Senbik Jawa Barat, Jalan Soerkarno Hatta Nomor 729C, Kota Bandung, Selasa (15/9) kepada jabarprov.go.id.
Untuk membangunkan koperasi di Jawa Barat ini, menurut Mustopa, perlu adanya upaya-upaya mengoptimalkan berbagai langkah strategis yang mampu memberikan semangat baru bagi koperasi.
“Ada lima hal yang ingin kita coba optimalkan. Pengurus Dekopinwil Jawa Barat Periode 2015-2020 sudah menyusun program dari mulai tahun 2015 sampai tahun 2020. Dalam tahun 2015 saja, Insya Allah ada beberapa program dan kegiatan,” katanya.
Yang pertama, jelas Mustopa,  pihaknya akan melakukan roadshow ke 27 kabupaten/kota. Peserta yang hadir dalam kegiatan roadshow di setiap kabupaten/kota tersebut adalah minimal 50 orang calon anggota atau yang belum tercatat menjadi anggota dekopinda, menjadi pengurus koperasi tapi belum mengenal dekopinda.
Yang kedua, akan menggelar sambung rasa dengan dekopinda kabupaten/kota se-Jawa Barat, termasuk badan-badan khusus dan lembaga teknis di bawah koordinasi dekopinwil dan dekopinda, khususnya untuk menyamakan persepsi bagaimana membangun dinamika gerakan koperasi di Jawa Barat dalam tahun 2016 hingga tahun 2020.
Program atau kegiatan berikutnya adalah Dekopinwil Jawa Barat akan mempetakan kekuatan koperasi yang ada di Jawa Barat, yang konon katanya mencapai 25 ribu unit dengan kurang lebih 9 juta anggota. Tapi, yang sekarang sudah memiliki NIK baru sekitar 6 jutaan koperasi.
Program berikutnya yang diharapkan oleh Dekopinwil Jawa Barat adalah terbentuknya sinergitas antar pelaku koperasi yang ada di kabupaten/kota plus dengan unsure-unsur badan khusus dan lembaga teknis menjadi kesatuan untuk bahu membahu membangun gerakan koperasi yang mandiri, inovatif, kreatif dan bertanggung jawab.
“Kita ingin dalam tahun 2015 ini juga ada karakter-karakter khusus gerakan koperasi di Jawa Barat. Sekarang tidak ada karakter. Hampir sepuluh tahun terakhir ini saya pahami saya lihat masih belum ada  karakter. Apa karakter koperasi?  Karakter koperasi adalah kemandirian kebersamaan, loyalitas dan  dedikasi kepada koperasi itu sendiri.  Selama ini, koperasi masih dipandang sebatas yang hanya dalam keadaan-keadaan tertentu saja,” katanya.
Menurut Mustopa, gerakan koperasi harus memiliki nilai tambah atau nilai jual yang tinggi.  Perbankan, pemerintah dan juga perguruan tinggi, harus menjadi mitra untuk bahu membahu mendorong dan mengembangkan sumber daya-sumber daya koperasi uang lebih professional, kreatif dan inovatif.
“Dan yang terakhir adalah mari kita satupadukan gerakan koperasi di Jawa Barat menjadi soko guru, menjadi pundamen ekonomi di wilayah Jawa Barat,” katanya. (enal)

Dekopinwil Jabar Targetkan Kontribusi Koperasi Naik 100%

BANDUNG, (PRLM).- Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat menargetkan kontribusi koperasi terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Barat pada 2017 bisa mencapai 1,8 persen atau naik 100 persen dari kodisi saat ini. Salah satu strategi untuk hal itu adalah revitalisasi dan meningkatkan peran koperasi di bidang produktif dan mengurangi koperasi yang hanya bergerak di bidang simpan pinjam.
Ketua Dekopinwil Jawa Barat Mustopa Djamaludin mengatakan, saat ini jumlah koperasi di Jawa Barat mencapai 25.000 unit dengan 6 juta orang anggota. Namun dari jumlah itu yang aktif hanya sekitar 15.000 unit (60 persen). "Dari yang aktif, pada 2015 lalu hanya tercatat 6.000 koperasi yang menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT)," katanya di sela-sela Forum Group Discusion di Kantor Redaksi Pikiran Rakyat, Jln. Asia Afrika Kota Bandung, Rabu (2/12/2015).
Dalam kondisi seperti itu, Mustopa menyambut baik rencana yang dilakukan pemerintah pusat untuk mencabut ijin sekitar 62.000 koperasi yang sudah tidak aktif. Hal itu dinilai sejalan dengan program yang saat ini dijalankan oleh Dekopinwil Jawa Barat dalam mengembalikan kejayaan peran koperasi.
Menurut Mustopa, Dekopinwil Jawa Barat saat ini memiliki sejumlah program strategis, termasuk pendataan ulang kondisi koperasi. Hasilnya, ternyata ada sektiar 10.000 koperasi yang sudah tidak aktif "Sementara 9.000 koperasi lain seolah 'hidup segan mati tak mau', karena meskipun tercatat aktif, mereka tidak melakukan RAT tahun ini," ujarnya.
Selain itu, renstra Dekopinwil Jawa Barat lain yang penting adalah penataan usaha koperasi. Ia berharap koperasi di Jawa Barat lebih banyak lagi yang bergerak di sektor produktif. Soalnya saat ini hanya 10 persen saja koperasi produsen di Jawa Barat. Ia berharap pada 2020 setidaknya ada 20 persen koperasi Jawa Barat yang bergerak di sektor produktif. Dengan begitu pelayanan koperasi bisa menyeluruh dari hulu ke hilir dan mampu lebih berkontribusi terhadap PDRB.
Sebagai pendukung sektor tersebut, Dekopinwil Jawa Barat juga terus mengembangkan kemampuan SDM pengurus koperasi dan Dekopinda di tingkat kota/kabupaten, membangun jaringan usaha serta menjalin akses perbankan untuk permodalan anggota koperasi produktif.
Terkait potensi sektor produktif di Jawa Barat, Mustopa menegaskan, sektor pertanian, perikanan, kehutanan dan beberapa sektor lain memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan oleh koperasi. Soanya selama ini, petani masih kurang tersentuh sehingga banyak yang belum sejahtera.
"KUD akan kami aktifkan kembali minimal 1 di setiap kecamatan, jadi ada 600 KUD yang hidup di Jawa Barat. Sekarang kondisinya dari 1051 KUD yang tercatat, hanya 400 yang aktif. Untuk bisa mewujudkan KUD aktif di setiap desa masih berat, karena ada 6000 desa di Jawa Barat," tutur Mustopa.
Di sisi lain, Mustopa berharap pemerintah daerah memberikan dukungan yang tak kalah besar dibandingkan pemerintah pusat. Soalnya, peran Dekopin di wilayah maupun daerah tak akan berarti tanpa kebijakan yang berpihak pada koperasi.
Rencananya, kata Mustopa, Dekopinwil akan mempertemukan pihak dinas koperasi di kota/kabupaten dengan pengurus Dekopinda kota/kabupaten di Bandung, Kamis (3/12/2015). "Kami harap Gubernur Jawa Barat juga bisa hadir untuk menegaskan dukungan pemprov terhadap pengembangan koperasi di Jawa Barat agar bupati dan walikota pun melakukan hal serupa," ujarnya
Hal senada diungkapkan oleh Ketua Bidang Organisasi, Lembaga dan Keanggotaan Dekopinwil Jawa Barat Daeng M, Thahir. Ia menilai bahwa sektor produktif lah yang harus menjadi target utama usaha koperasi. Terlebih untuk sektor pertanian di mana petani sebagai anggotanya masih jauh dari kesejahteraan.
Menurut Daeng, saat ini 70 persen koperasi di Jawa Barat masih sebatas bergerak di simpan pinjam. Padahal bidang itu kurang menguntungkan bagi koperasi, terutama dengan anggota kurang dari 500 orang. Selain riskan akan kredit macet, bidang simpan pinjam mengharuskan koperasi bersaing dengan perbankan yang justru seharusnya menjadi mitra koperasi dalam menyediakan modal bagi anggota di sektor produktif.
Perwakilan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Jawa Barat Tutus Kusmana juga sependapat. Ia menilai pemerintah harus sinergi dengan Dekopin dan gerakan koperasi lain di daerahnya masing-masing. Jika tidak, target 2 persen kontribusi koperasi terhadap PDRB akan sulit tercapai.
Menurut Tutus, target tersebut sebenarnya tidak sulit jika semua pihak serius menjalankan perannya secara bersama-sama. Soalnya potensi sektor produktif Jawa Barat yang bisa dikembangkan oleh koperasi sangat besar.
"Di Jawa Barat, UMKM sudah berkontribusi 54-55 persen terhadap PDRB. Ini peluang yang besar, angka itu bisa ditingkatkan jika koperasi ikut terlibat. Apalagi Jawa Barat dengan 6000 desa, punya 25.000 koperasi, artinya rata-rata ada 5 koperasi di setiap desa. Sementara rata-rata nasional hanya 3 koperasi per desa," tutur Tutus. (Handri Handriansyah/A-147)***

Selasa, 11 Agustus 2015

PELATIKAN DAN PENGUKUHAN PIMPINAN DEKOPINWIL PROVINSI JAWA BARAT



PELATIKAN DAN PENGUKUHAN PIMPINAN DEKOPINWIL PROVINSI JAWA BARAT PERIODE 2015 - 2020  DI DEGUNG SATE BANDUNG OLEH GUBERNUR PROPINSI JAWA BARAT - AHMAD HERIAWAN

Kamis, 22 Januari 2015

KOPERASI PETERNAKAN SAPI BANDUNG UTARA



“Murni Koperasinya, Murni Susunya”
  Ucapkan   yang  tulus   keluar tanpa  disengaja   dari  mulut  anggota koperasi  ketika  menyetor  hasil  produksinya   ke  koperasi  peternak  susu  Bandung  utara,  ucapan  itu  menggambarkan   kinerja  anggota  koperasi  yang terus  menjaga kualitas produk  , menciptakan  kejujuran didalam  berkoperasi “


            Dataran tinggi  kawasan Bandung Utara  menjadi potensi dan keuntungan tersendiri bagi masyarakat yang sebagaian besar menggantungkan kehidupan ekonomi pada kondisi alam, kesuburan tanah dan luas lahan yang yang memadai bagi  sector peranian dan peternakan  menjadi kunci utama bagi   Koperasi  Peternak Sapi  Bandung Utara, untuk terus meningkatkan produktifitasnya, dalam menghasilkan susu yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan susu ditanah air, sudah  43 tahun  koperasi  ini memproduksi   susu  sejak berdiri tahun 1971, entah sudah berapa ratus juta liter susu yang disumbangkan untuk ikut dalam mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Kini   diusia 43 tahun, koperasi  telah banyak  memberikan  kehidupan ekonomi bagi masyarakat, ya kalau kita hitung  dengan  jumlah anggota  koperasi  pada tahun  2013 sebanyak 7.015 maka multiefek playernya terhadap nilai ekonomi  sangat luar biasa.
Pada sisi lain  tanggung jawab koperasi  dengan jumlah  anggota  cukup besar  tentu  membutuhkan  pengelolaan  koperasi  yang  baik  agar  semua anggota   mendapatkan  pelayanan  yang sama. Bahkan untuk mengakomodir  para calon anggota yang berada diluar kabupaten Bandung Barat, para pengurus koperasi yang disetujui oleh anggota telah berhasil merubah anggaran dasar, dengan mengganti badan hokum koperasi tidak lagi menjadi koperasi primer tingkat kabupaten/ kota melainkan sudah menjadi koperasi primer tingkat  (1) satu, dimana untuk menjadi koperasi primer tingkat satu koperasi harus memiliki anggota minimal dari 3 kabupaten kota, pencapaian perubahan status badan hokum koperasi menjadi peluang dan sekaligus tatangan bagi koperasi, dengan badan koprimer tingkat satu akan membuka peluang koperasi dalam meningkatkan permodalan melalui berbagai produk simpanan, dan sebagai tantangan koperasi harus berupaya meningkatkan sumberdayanya untuk melakukan manajerial pelayanan pada seluruh anggota dimana dengan banyak anggota maka akan semakin banyak beban koperasi dalam pelayanan terhadap anggota.

Maka untuk itu Pengurus koperasi  terus  berupaya  mendorong tercapainya transparansi   dengan  membangun manajemen koperasi yang berbasis pada output pelayanan yang maksimal dengan orientasi sistem pada kebutuhan anggota,  Manajemen  koperasi  difungsikan  sebagai sebuah team yang  kompetitif  dengan  basis  pengelolaan   Cost effective , quality oriented  pada prinsipnya  
 

keunggulan dari  koperasi yang sebenarnya   adalah   fungsi koperasi   sejalan  dengan operasional  manajemen  yang  tujuan meningkatkan pelayanan terhadap anggota. Untuk mendukung operasional  manajemen  dalam  pelayanan  Koperasi Peternak Sapi  Bandung utara  di pimpin    oleh 1 Orang Manajer  dan  didukung  255 staff  yang  siap  untuk  melayani anggota agar dapat menghasilkan susu segar yang bermutu tinggi yang diterima oleh Industri Pengolahan Susu. Keberhasilan  Koperasi  Peternak  Sapi Bandung Utara tidak terlepas dari  visi  yang dibangun oleh  seluruh anggota dan pengurus  koperasi, dimana seluruh anggota berkomitmen malahirkan visi   KPSBU  menjadi  “ Koperasi Susu Terdepan di Indonesia”  layanan prima  dalam mengembangkan  industri susu  menjadi komitmen dalam  mendukung  visi koperasi kedepan  selain itu jajaran pengurus  terus  meningkatkan kapasitas  kelembagaan koperasi  melalui  pendidikan, pemberdayaan SDM dan kemitraan startegis dengan berbagai kalangan untuk mencapai visi nya tersebut
Koperasi mengembangkan nilai  -  nilai Inovatif,  dinamis  dan   berorientasi  pada kualitas  yang  terus menerus secara continue ditanamkan dalam  manajemen  koperasi dengan begitu maka    akan tercipta  keterbukaan, keadilan  dan demoktratis,  itu  artinya koperasi  memiliki keselarasan dalam pencapaian visi dan misi  dimasa yang akan datang   dalam pelaksanaan pengambilan keputusan KPSBU. Mengedepankan asas demokratis  dapat terlihat dari  pemilihan pengurus  dan pengawas yang berlaku di koperasi yaitu  one member one vote atau setiap anggota memiliki hak suara yang sama.
Untuk pencapaian  visi  strategisnya  koperasi  telah  membangun kemitraan  dengan pihak - pihak yang terkait  untuk  pemasaran susu  koperasi terus menjalin kerjasama dengan IPS khusunya  PT Ultra Jaya dan perusahaan lain yang mendukung manajemen koperasi, untuk ekspansi wilayah   KPSBU  melakukan kerjasama  dengan PT. Perhutani dimana kita ketahui bahwa kondisi lahan yang terus berkurang akibat adanya relokasi lahan untuk pengembangan pemukiman dan alih fungsi menjadi hambatan bagi pengembangan koperasi maka, kerjasama dengan pengelola lahan seperti PT. Perhutani menjadi solusi yang baik dengan adanya kerjasama   penggunaan  lahan perhutani dalam penenanaman hijauan makanan ternak  menjadi kunci keberhasilan dalam menjada kuantitas dan kualitas produk susu.
Sebagai  wujud   inovatif   dari  koperasi  adalah  upaya  koperasi  untuk membangun      industri  pengolahan susu, sejak di pimpin oleh ketua Drs. Dedi Setiadi SP  koperasi   terus berkarya  menghasilkan produk  yang  layak  diterima masyarakat  , lahirnya produk turunan susu yang diproduksi langsung oleh koperasi  sedikit demi sedikit  menurunkan  ketergantungan terhadap industri  susu, penciptaan produk dan  diversifikasi  atas  produk turunan    susu oleh koperasi  menjadikan harapan proses  besar bagi peningkatan  kesejahteraan   perternak susu   di Bandung Utara  harapan kemandirian  yang  diusung koperasi dimasa yang akan datang, ada di depan mata  puncak prestasi KPSBU dapat dilihat dari  penghargaan – demi penghargaan terus didapatkan dari  mulai tingkat provinsi  sampai pada tingkat Nasional  kerja keras  dan komitmen pengurus koperasi yang dikomandani  oleh Drs. Dedi Setiadi SP sangat tergambarkan dari prestasi
yang diraihnya.  Beberapa kali KPSBU
Mendapatkan prsetasi gemilang bidang perkoperasian, KPSBU pernah menjadi  koperasi berprestasi  dari tingkat kabupaten kota sampai tingkat Nasional, bahkan koperasi ini pernah masukan dalam program pengembangan koperasi skala besar oleh kementrian koperasi dan UKM RI tahun 2012 yang lalu.
Pada  tahun 2013  hasil penilaian  yang dilakukan oleh tim koperasi skala besar bersama  Dinas KUKM  Provinsi  Jawa Barat , KPSBU menjadi koperasi nomor satu dari katagori Omset tertingi  menurut tahun buku 2013 – 2014 jumlah omset  mencapai  270,5 milyard  mengalahkan  koperasi  susu yang lain yang ada di Jawa Barat, dan sekaligus  tercatat  sebagai koperasi terbesar  Jawa Barat untuk katagori koperasi produsen, namun untuk katagori asset koperasi ini masih ada diurutan 5 besar  jumlah asset yang dapat dicapai tahun buku 2013 -2014  mencapai  52 milyard lebih, sementara untuk koperasi besar dengan jumlah asset teringgi diraih oleh koperasi karyawan yang bergerak dibidang jasa dari kabupaten karawang.
Keberhasilan KPSBU menjadi keperasi  terbesar dari katagori omset merupakan keberhasilan secara  keseluruhan  baik  jajaran pengurus, pengawas  serta anggota koperasi, peningkatan omsset koperasi dikarenakan tingginya tingkat transaski baik dengan mitra koperasi maupun dengan anggota, di usaha simpan pinjam anggota koperasi  tidak di pungut  biaya – biaya yang seharusnya menjadi beban anggota misalnya beban  Administrasi, Biaya Provisi  dan  Bunga ,  hal ini dilakukan  sebagai implementasi Visi dan Misi didalam meningkatkan kesejahteraan anggota .
            KPSBU dalam menata Susunan organisasi tampak memiliki epektifitas  dimana kelembagaan organisasi koperasi disusun berdasarkan kepentingan operasional manajemen, dalam hal ini  terlihat jelas orientasi organisasi koperasi yang demokratis sesuai dengan ketentuan UU  No 25  tentang perkoperasi  serta  prinsip – prinsip  koperasi  yang meletakan anggota sebagai pemegang kekuasaan penuh  atas jalananya organisasi koperasi, anggota koperasi mendapatkan tempat dan kedudukan yang paling utama, dan difungsikan dalam  rapat anggota, peran manajer  yang   efektif  dalam pelayanan terhadap anggota hal ini terlihat dari peran manajer  yang memiliki kewenangan terhadap program kerja koperasi serta quality control  terhadap perkembangan koperasi.  

Susunan  Pengurus dan  Pengawas
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara

   Pengurus :
Ketua
: Drs. Dedi Setiadi SP.
Sekretaris
: Drh. Ramdan Sobahi
Bendahara
: Toto Abidin
   Pengawas :
Ketua
: Jajang Sumarno, BE
Anggota
: H. Asep Hamdani, ST

: Mansyur Hamzah



PROFILE KOPERASI KARYAWAN PT. INDOCEMENT


Koperasi  PT  Indocemen  didirikan  pada  tahun   1976 yang dipelopori  oleh  PERKINDOS ( Persatuan Koperasi Karyawan Indocement ) namun pada tahun 1978  sehubungan dengan unit bisnis koperasi yang peran utamanya di simpan pinjam maka PERKINDOS berganti nama menjadi Indocemen Credit Union ( ICU  dan pada tahun 1985 Credit Union ( ICU     berganti nama KKI ( Koperasi Karyawan Indocement ) dengan badan hokum No. 6622A/BH/KWK/ 10/05 yang beralamat  di Jl. Mayor Oking  Jawaadmaja  Citeureup Bogor. 

Kooperasi  yang berdiri pada masa orde baru banyak mendapat peluang untuk mendapatkan fasilitas  dan diantara fasilitas yang diteriama adalah   intruksi presidan  saham – saham milik  Badan Usaha Milik  Negara BUMN  harus dimiliki minimal 1 %  oleh koperasi bernama, hal ini berdampak positif pada perkembangan permodalan koperasi karyawan inducement, kini ditahun 2014 usia koperasi  sudah mencapai  36 tahun  yang dulu koperasi ini diawali dengan jumlah anggota sebanyak 33 orang  sekarang jumlah anggota koperasi sudah mencapai  3. 204 ( tiga ribu  dua ratus empat) orang  artinya pada kurun waktu 36 tahun naik mencapai 1000%, dengan terus  meningkatnya  jumlah anggota maka koperasi  terus  meningkatkan jumlah unit usaha,   kini unit usaha koperasi  telah mencapai 7 unit usaha yang meliputi Usaha Simpan Pinjam, Unit Usaha SPBU, Unit Usaha Toko ( Kaka Mart) Unit Usaha Workshop, Jasa Usaha Kebersihan melalui (PT . Karya Konsulindo Bersama), Unit Usaha Personalia dan Unit Usaha  Accounting  dengan berbagai  unit usaha yang dikembangkan  kini koperasi  telah memiliki  Jumlah aset koperasi  197 milyad  ( data Risalah RAT Koperasi tahun 2013-2014 )  omest koperasi selama tahun 2013 – 2014  mencapai 153  milyard dengan jumlah Sisa Hasil Usaha yang dibukukan mencapai 10 milyard, tak heran  jika koperasi ini menjadi koperasi  berprestasi untuk di Jawa Barat,  menurut  hasil penilaian koperasi skala besar tingkat Jawa Barat  koperasi ini termasuk pada 10 koperasi terbaik, yang akan diusung untuk mewakili koperasi Jawa Barat dalam rangka perengkaingan  koperasi terbesar baik di tingkat Nasional maupun International, semoga sukses….

PROFIL KOPERASI MINA SUMITRA

 Koperasi menjadi  Pengerak Ekonomi Nelayan
“koperasi  Mina sunitra  mampu mengerakan   ekonomi   nelayan dan  menjadi  mitra  bagi masyarakat pesisir Di kabupaten  indramayu”         

Sejarah  indonesia  mengatakan  bahwa bangsa indonesia  adalah bangsa pelaut,  hal ini menjadi logis  ketika  jumlah  panjang  lautan  indonesia  mencapai  lebih  dari  500   kilometer dengan garis pantai terpanjang ke 3 di Dunia, maka tak  heran jika banyak nelayan asing yang ingin menguasai laut indonesia, namun nelayan  indonesia  identik dengan kemiskinan, hal ini berbanding terbalik dengan kondisi kekayaan laut yang melimpah. Seperti halnya di kabupaten Indramayu, kabupaten yang memiliki  garis pantai  yang luas  dari mulai perbatasan kabupaten cirebon dan paerbatasan dengan kabupaten subang yang sering kita dengar dengan istilah PANTURA  (pantai laut utara). kisah awal berdirinya koperasi adalah    upaya  nelayan  dan penduduk  pantai  indramayu  dalam meningkatkan roda ekonomi melalui lembaga ekonomi koperasi, maka didirikanlah koperasi, pada tahun 1953  dengan nama  “ Saya Sumitra”   atau  sekarang  dikenal  dengan  nama  koperasi  Perikanan Indonesia,  terbentuknya  koperasi menjadi  secercah harapan perbaikan ekonomi bagi nelayan di indramayu.   Kata  Sumitra konon  berasal dari  bahasa  Jawa  kuno  dengan dua suku kata yang digabungkan  yaitu “Saya dan sumitra  yang artinya adalah nelayan,   kegiatan usaha  koperasi  ini adalah bidang perikanan yaitu pengadaan sarana nelayan,  jasa keuangan bagi nelayan dan   pengelolaan tempat penjualan ikan ( TPI ) pada tahun 1978   bersamaan dengan terbentunya kepengurusan baru periode ke-2 Pemerintah mengeluarkan suatu kebijaksanaan di Bidang Perkoperasian yang di tuangkan dalam Inpres Nomor 2 tahun 1978 tentang Badan Usaha Unit Desa/Koperasi Unit Desa (BUUD/KUD).

PROFIL KOPERASI PETERNAK BANDUNG SELATAN

  “Contoh kongkrit  dari koperasi yang  mengedepankan kepentingan ekonomi anggota koperasi KPBS Pangalengan  telah menjadikan soko guru ekonomi bagi wilayah kerjanya “

Orang – orang  yang  jauh dari lokasi koperasi susu  Bandung selatan sudah kenal dengan istilah KPBS pangalengan, suara – suara “ KPBS  pangalengan “ terdengar  dari  sepeda – sepeda  yang berlalu lalang  di jalan – jalan besar sampai pada gang – gang sempit,   antusias anak – anak  sangat respek ketika mendengar suara yang datang dari pengeras suara pedagang keliling produk susu pangalengan betapa tidak susu yang diproduksi beraneka ragam rasa dan kemasan dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat khususnya anak –anak, hem saya jadi penasaran.

Nurdin Halid Terpilih Kembali Sebagai Ketum Dekopin

Jakarta - Nurdin Halid kembali terpilih menjadi Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dalam Musyawarah Nasional Dekopin yang digelar pada 7-10 November 2014 di Jakarta. Dalam pemilihan dengan mekanisme voting tertutup, Nurdin Halid yang menjabat Ketua Umum Dekopin periode 2009-2014 menggungguli Sharmila 140 suara dari 524 peserta pemilik hak suara. 

Nurdin Halid memperoleh total suara 330, sedangkan Sarmilah meraih 190 suara. Ada tiga suara abstain satu kertas suara rusak. Pemilik suara dalam Munas Dekopin adalah para ketua Dekopin Wilayah (propinsi), Induk-induk Koperasi, dan para ketua Dekopin Daerah (Dekopinda) seluruh Indonesia. 

“Sebagai orang koperasi, saya sangat bahagia dan bangga mengikuti proses demokrasi dalam pemilihan ketua umum Dekopin kali ini. Meski diwarnai hujan interupsi dan suasana agak panas, namun seluruh peserta menunjukkan kematangan berdemokrasi dan semangat kekeluargaan yang tinggi sebagai jatidiri koperasi,” ujar Nurdin Halid usai pemilihan, Minggu (10/11/2014).

Selain pemilihan Ketua Umum, Munas Dekopin juga memilih Ketua dan anggota Pengawas Dekopin periode 2014-2019. Dari 10 kandidat, Ketua Dekopinwil Jawa Timur Mardjito, GA akhirnya terpilih sebagai ketua. Sedangkan empat anggota yang terpilih masing-masing anggota : Ny. Syahnas Rasyid, Bapak Mayjend TNI (Purn.) H. Rianzi Yulidar, Thamrin Baso, Suparwanto.

KEMBALI KE LOGO KOPERASI LAMA


Setelah sebelumnya mengalami perubahan, atas desakan dan aspirasi gerakan koperasi di seluruh Indonesia, produk hukum berupa undang-undang Nomor: 17 Tahun 2012 dibatalkan melalui sidang MK. Sehingga landasan koperasi kembali ke Undang-undang No. 25 Tahun 1992.

Pasca Pembatalan Undang-undang Nomor: 17 Tahun 2012, dan kembali ke Undang-Undang No. 25  Tahun 1992. Kini DEKOPIN Melalui ketua Umumnya Nurdin Halid,  kembali membatalkan logo koperasi yang hampir 2 Tahun menghiasai kop surat dan pamplet sebagaian gerakan koperasi di Indonesia. Dipandang tidak memberikan makna yang jelas atas Keberadaan logo tersebut, maka atas dasar aspirasi dan desakan gerakan koperasi di Indonesia Melalui DEKOPINDA, DEKOPINWIL dan DEKOPIN, Logo koperasi dikembalikan kepada logo lama  berdasrkan hasil  Kongres Gerakan Koperasi ke-2  Tahun 1947 di Tasikmalaya.

RAKER DEKOPINWIL JAWA BARAT, 27 JANUARI 2015


PETA LOKASI VERSI GOOGLE MAPS